Ahmad Masykur's Log

Secarik kertas maya tempat tulisan sedikit ketikan papan ketik Ahmad Masykur.

Thursday, September 21, 2006

Seputar Penulisan CV dan Surat Lamaran Kerja

Berikut sedikit paparan mengenai penulisan CV dan surat lamaran kerja.
Tulisan ini disalin sepenuhnya dari http://mojora.wordpress.com/2006/08/04/seputar-penulisan-cv-surat-lamaran-kerja/

Follow-Up Interview

Ada baiknya setelah interview, Anda membiasakan diri untuk segera membuat surat ucapan terima kasih. Cara seperti ini akan membuat Anda lebih menonjol daripada kandidat-kandidat lain yang telah diinterview. Sebab, tidak banyak orang yang mau berepot-repot membuat surat untuk mengucapkan terima kasih. Atau bisa juga mereka merasa sungkan atau janggal melakukan ini.

Yang perlu disampaikan dalam surat ini, pertama, tentunya Anda berterimakasih kepada orang-orang yang meluangkan waktunya untuk mewawancarai Anda. Selain itu, secara singkat Anda ingatkan kembali kemampuan Anda yang bisa menjawab kebutuhan perusahaan atau yang bisa memberi kontribusi bagi perusahaan. Anda juga bisa memberi info tambahan yang belum Anda sampaikan dalam interview, atau solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan.


Apa Yang Anda Ketahui Tentang Perusahaan Kami?

Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan ini, Anda sebenarnya belum siap menghadapi wawancara kerja.

Demi kebaikan Anda sendiri, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan/organisasi yang akan Anda datangi untuk wawancara kerja. Yang perlu Anda ingat, dalam wawancara nanti, Anda harus bisa mempertimbangkan dengan bijak informasi mana yang perlu Anda ungkapkan dan mana yang Anda simpan sendiri. Jika Anda mengetahui keburukan-keburukan perusahaan itu, tidak perlu Anda katakan di sini. Misalnya pada wawancara kerja untuk sebuah stasiun televisi, Anda tidak perlu mengatakan tentang rendahnya kualitas program untuk anak-anak di stasiun televisi tersebut saat ini.

Jawaban yang Anda berikan bisa tentang ringkasan profil perusahaan yang menunjukkan bahwa Anda tahu bidang yang dijalankan, serta besarnya perusahaan/organisasi itu.


Dear or Sir Madam … Itu Biasa!

Surat lamaran kerja Anda sebaiknya ditujukan kepada orang yang akan membaca surat itu. Oleh karena itu nama orang tersebut harus dicantumkan. Cara seperti ini akan membuat surat Anda berbeda dengan setumpuk surat lainnya, sehingga ada kemungkinan mendapat perhatian khusus.

Selain itu, dengan mencatumkan nama orang yang Anda tuju pada surat lamaran, Anda menunjukkan kepada pembuat keputusan bahwa Anda punya inisiatif dan motivasi yang kuat untuk bekerja di perusahaan tersebut. Mengapa demikian? Karena untuk mendapatkan nama itu, Anda mungkin harus berusaha misalnya mencari melalui internet, menelepon perusahaan tersebut, datang ke perusahaan untuk melihat di laporan tahunannya atau usaha-usaha kreatif lainnya.

Karena itu, sebisa mungkin hindari “Dear Sir or Madam” atau “Yth. HRD” dan hal semacam ini. Kata-kata ini kesannya biasa, sementara untuk bersaing dengan ratusan pelamar, surat lamaran Anda harus luar biasa agar menonjol dari yang lain.


Alasan Meninggalkan Pekerjaan

Saat ini masih ada orang yang berpikiran bahwa yang normal adalah bekerja di satu tempat sampai pensiun tiba. Mungkin pola pikir ini peninggalan jaman dulu ketika sekali seseorang bekerja sebuah perusahaan, berarti ia bisa bekerja di sana selamanya. Pada masa itu, berganti-ganti pekerjaan, seperti yang sering dilakukan sekarang, dianggap tidak baik karena menandakan ketidakloyalan.

Meskipun jaman sudah berganti, kenyataannya masih ada orang yang berpandangan seperti ini. Karena itu, sebaiknya jika Anda sering berganti-ganti pekerjaan, surat lamaran kerja dan CV Anda tidak perlu mencantumkan alasan meninggalkan pekerjaan yang terdahulu. Ingat, Andalah yang memegang kendali, bukan calon atasan Anda. Lagipula, sebenarnya hanya ada empat alasan dasar mengapa orang ingin pindah kerja: prospek yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, mutasi, atau PHK. Yang manapun alasan Anda, Anda tetap akan dipandang sebagai pekerja yang berisiko bagi perusahaan. Karena itu, lebih baik Anda menerangkan hal semacam ini saat wawancara kerja, itupun kalau Anda ditanya.

Hilangkan Informasi Negatif dalam CV Anda

CV Anda adalah brosur yang berisi profil Anda, bukan otobiografi Anda. Pernahkah Anda membaca brosur sebuah produk yang mencantumkan kelebihan dan kekurangan produk tersebut? Nah, sama halnya dengan brosur produk, CV Anda harus menunjukkan Anda layak dipertimbangkan. Tidak lebih, tidak kurang.

Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah halaman. Tetapi biasanya minimal satu halaman kalau Anda seorang Senior Executive, dua halaman jikabukan. Sebaiknya, CV Anda tidak lebih dari empat halaman.

CV sering digunakan sebagai panduan wawancara. Kegunaan ini sering tidak dihiraukan atau diremehkan oleh pelamar. Apabila CV menunjukkan kegagalan studi Anda, itulah yang akan dibicarakan saat wawancara. Karena itu, sebaiknya Anda hanya mencantumkan informasi positif, Jangan yang negatif. Andalah yang memegang kendali atas isi CV Anda. Jadi Anda bebas menghilangkan beberapa informasi. Yang mana yang Anda hilangkan? Yang pasti hilangkan informasi negatif. Informasi negatif hanya cocok diungkapkan saat wawancara ketika Anda mempunyai kesempatan untuk memberi penjelasan. Misalnya, Anda dipecat lima tahun yang lalu karena Anda tidak setuju dengan atasan Anda, tetapi Anda memiliki karir yang sukses setelah itu, maka Anda tidak harus mencantumkan riwayat pemutusan kerja tersebut dalam CV Anda.


Tampilkan CV yang Menarik

Kadangkala CV yang tampilan isinya mendekati garis tepi kertas terlihat sesak. Mungkin saja isinya bagus, tapi penampilannya tidak menarik. Di restoran yang bergengsi, makanan ditata dengan menarik untuk mencerminkan kelezatan rasanya. CV pun harus diatur dengan prinsip yang sama – tampilannya harus semenarik mungkin.

Kelihatannya memang tidak masuk akal bila seorang perekrut menilai Anda dari tampilan CV Anda dan bukan isinya. Isi CV tetap merupakan aspek terpenting, tapi aspek lainnya juga harus diperhatikan. Misalnya, ketika perekrut dihadapkan dengan enam atau tujuh ratus CV, dan setelah sekitar satu jam ia berkutat dengan CV yang kacau-balau dan tampilannya tidak menarik, pastilah godaan untuk menyingkirkan CV tersebut sangat besar. Untuk apa menghabiskan waktu membaca CV yang semacam itu bila CV berikutnya tampak jauh lebih menarik?

Jangan biarkan jerih payah menyusun isi CV Anda jadi sia-sia hanya karena tampilannya tidak menarik.Ingat, jika CV Anda memberi kesan bahwa Anda menulisnya dengan sungguh-sungguh, CV Anda akan diluluskan ke tahap selanjutnya. Anda tentunya pernah mengalami hal seperti ini. Kalau Anda lewat sebuah toko yang pajangannya di etase tidak menarik, Anda mungkin tidak memperhatikan toko itu. CV Anda adalah etalase yang menampilkan karir Anda. Jangan biarkan perekrut melewatinya begitu saja.


Menjawab Pertanyaan Interview dengan Humor

Beberapa pertanyaan bisa dijawab dengan humor, terutama jika jawaban yang rasional tidak akan mampu menghilangkan kecemasan pewawancara. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti ini, tunjukan bahwa pertanyaan yang diajukan (dan kekhawatiran yang terkandung di balik pertanyaan itu) tidak jadi masalah buat Anda, dan dengan demikian juga tidak jadi masalah bagi pewawancara dan perusahaan.

Meski penggunaan humor dalam interview sebenarnya cukup berisiko, dan juga tidak mudah untuk mengaplikasikannya secara tepat, namun humor bisa menjadi alat yang tepat untuk mengatasi pertanyaan sulit. Yang harus diingat adalah jangan menggunakan humor jika hubungan Anda dengan pewawancara masih sangat formal dan kaku. Jika hubungan sudah mulai mencair Anda boleh menggunakan humor sedikit-sedikit dan dengan sangat hati-hati. Penggunaan humor yang tepat bisa membuat pewawancara terkesan pada Anda.

Contohnya, jika Anda diberi pertanyaan, “Apakah Anda ingin duduk di kursi saya suatu hari nanti?” Anda bisa memberi jawaban, “Ya, jika Anda mendapatkan kursi yang lebih nyaman!”


Empat Kekhawatiran Pewawancara

Sebelum belajar cara menjawab pertanyaan wawancara kerja, kita perlu tahu empat hal yang menjadi kekhawatiran pewawancara. Kalau kita paham ini, kita jadi tahu bahwa di balik setiap pertanyaan wawancara sebenarnya ada suatu kekhawatiran dari orang yang menanyakan itu. Dengan memahami keempat kekhawatiran tersebut, kita dapat memberi jawaban untuk menangkis kekhawatiran itu.

Kekhawatiran 1:
Apakah Anda Bisa dan Mau Mengerjakan Pekerjaan Ini?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

Apakah Anda punya keterampilan/skill yang dibutuhkan agar bisa ikut berkontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi dalam jangka waktu tertentu?

Apakah ada bukti Anda bisa mengerjakan pekerjaan ini di tempat kerja dulu? Jika ya, seberapa besar keberhasilan Anda, dan masalah apa yang Anda hadapi? Apakah masalah yang pernah Anda hadapi itu membuat Anda lebih berkembang atau menghambat Anda?

Jika Anda belum pernah melakukan pekerjaan ini, apakah ada bukti yang meyakinkan bahwa Anda benar-benar memiliki keterampilan/skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini?

Apakah Anda akan mencurahkan seluruh perhatian Anda pada perusahaan/organisasi? Apakah Anda seorang yang loyal, pekerja keras, atau seorang yang bekerja sesuai suasana hati (mood), sering absen dan terlambat masuk kantor?

Apakah Anda akan meninggalkan perusahaan sebelum memberi kontribusi bagi perusahaan/organisasi yang telah mengivestasikan waktu dan dana dalam proses rekrutmen atau training?

Kekhawatiran 2:
Siapakah Anda? Bagaimana Karakter Anda? Antara lain:

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

Apa yang membuat Anda marah?
Apakah Anda kreatif?
Apakah Anda seorang pemimpin?
Apa hobi/minat Anda?
Apakah Anda suka membaca?
Apa yang membuat Anda unik?

Kekhawatiran 3:
Apakah Anda Bisa Bergaul dengan Staf Lain?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dan bisa bekerja dalam tim? Adakah bukti yang meyakinkan?

Apakah Anda akan bisa memberi pengaruh positif terhadap sesama rekan kerja, atau akan menyebabkan friksi, menyurutkan motivasi kerja, atau membicarakan hal-hal negatif tentang perusahaan?

Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan yakni dalam hal tingkah laku, nilai-nilai, kepribadian?

Bagaimanakah pendapat Anda tentang atasan Anda yang dulu/sekarang?

Kekhawatiran 4:
Apakah Perusahaan Mampu Membayar Anda?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

Apakah skala gaji untuk pekerjaan ini sejalan dengan jumlah gaji Anda sebelumnya?

Apakah jumlah gaji yang Anda inginkan sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan?

Apakah Anda bersedia menurunkan jumlah gaji yang Anda inginkan?


CV Fungsional

CV Fungsional mementingkan fungsi, kemampuan atau prestasi yang dimiliki seseorang sepanjang masa karirnya. Penulisan yang mencantumkan posisi/jabatan, nama perusahaan dan masa bekerja tidak diutamakan, bahkan seringkali dihilangkan. Sebagai gantinya, penulisan CV Fungsional menggunakan sub-judul sesuai keahlian atau prestasi yang dimiliki seseorang, kemudian di bawah sub-judul itu diberi keterangan tentang keahliannya. Contohnya, seorang yang bekerja sebagai Receptionist, bisa menggunakan sub-judul Front Office Management karena pada kenyataannya seorang resepsionis memang mengelola hal-hal yang berurusan dengan front-office.

Penggantian sub-judul posisi/jabatan dengan sub-judul keahlian mampu menonjolkan keahlian seseorang, dan membuat judul posisi yang merugikan jadi tidak terlalu diperhatikan. Coba bandingkan kesan yang didapat dari penggunaan sub-judul Receptionist dengan Front Office Management. Karena itu, format CV ini cocok bagi mereka yang memiliki judul posisi/jabatan yang merugikan namun orang itu sebenarnya memiliki keahlian.

CV Fungsional juga bisa menonjolkan kemampuan kerja di masa lalu tanpa menyoroti tahun kerja. Dengan demikian, format CV ini cocok bagi mereka yang memiliki keahlian namun tidak didukung oleh masa kerja yang panjang di sebuah perusahaan/kantor karena sering berpindah-pindah tempat kerja, atau banyak jeda antar masa kerja yang mungkin disebabkan karena mengganggur, terkena PHK, wirausaha, sakit, melahirkan dan membesarkan anak, dan lain-lain. Selain itu, CV fungsional juga cocok bagi mereka yang ingin mengubah arah karir, serta bagi mereka yang memiliki pengalaman kerja yang bersifat sukarela/voluntir atau tanpa bayaran.

Kelemahan dari format CV ini yaitu bila perusahaan/kantor terdahulu memiliki reputasi bagus, maka hal itu tidak lekas terlihat di dalam CV. Untuk mengatasinya, hal itu dapat diungkapkan dalam surat lamaran kerja/surat pengantar. Format CV ini juga kurang cocok bagi mereka yang memiliki keahlian atau prestasi kerja spesialisasi (terbatas). Sebenarnya kekurangan yang ada pada CV fungsional tidak terlalu berarti. Pada kenyataannya format CV ini cocok untuk digunakan sebagian besar pelamar kerja.


CV Kronologis & Performa

CV Kronologis menekankan pada urutan masa bekerja. Penulisannya menggunakan susunan kronologi terbalik, yakni diawali dengan pekerjaan yang paling terakhir dilakukan, kemudian mundur ke pekerjaan sebelumnya. Judul posisi/jabatan, nama perusahaan/kantor dan tahun bekerja dicantumkan sebagai sub-judul. Kemudian di bawah sub-judul itu, diberi keterangan singkat tentang tugas dan tanggungjawab di perusahaan/kantor tersebut.

Pengembangan dari CV Kronologis adalah CV Performa, yakni susunan CV Kronologis yang ditambah dengan prestasi yang pernah dicapai. Kedua format ini lebih cocok digunakan mereka yang ingin menekuni sektor pekerjaan yang sama. Format ini juga cocok untuk orang-orang yang memiliki riwayat kerja yang konstan atau tidak banyak jeda/waktu kosong antar masa kerja.

Kedua format CV ini lebih banyak digunakan karena format ini memuat informasi yang ingin diketahui pemberi kerja. Misalnya informasi tentang masa bekerja. Penulisan format CV ini juga lebih dipahami orang-orang karena susunannya mudah, tidak terlalu butuh strategi dan kreativitas sebagaimana format CV lainnya.

Karena CV Kronologis dan Performa memuat tahun bekerja, hal ini bisa menonjolkan pengalaman bekerja di sebuah sektor pekerjaan. Dampaknya bisa memberi citra yang positif bagi mereka yang mempunyai peningkatan dari satu posisi ke posisi lainnya. Sebaliknya, format ini bisa merugikan, terutama bagi mereka yang memiliki banyak jeda antar masa kerja mungkin karena mengganggur, PHK, berwirausaha, sakit, melahirkan dan membesarkan anak dan alasan lainnya. Sebab dalam beberapa detik saja staf HRD atau yang menyeleksi dokumen langsung bisa melihat masa kerja yang pendek dalam CV itu. Hal ini sering membuat orang tidak lolos seleksi dan tidak mendapat panggilan interview.

Format CV ini juga kurang menguntungkan bagi orang-orang yang tidak memiliki banyak prestasi atau prestasi yang diraih tidak berhubungan dengan sektor pekerjaan yang ingin dilamarnya. Format ini juga kurang menguntungkan bagi orang-orang yang mempunyai judul posisi/jabatan yang sama terus-menerus meski sudah pindah ke berbagai perusahaan/kantor. Sebab kesannya tidak ada peningkatan kapasitas atau pengalaman kerjanya sangat sempit dan terbatas.


Format CV

Untuk membuat CV, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu tentang beberapa format CV. Sebab format CV menjadi dasar atau kerangka untuk membantu kita menyusun CV yang efektif.

Pada intinya, ada 2 format CV, yakni CV Kronologis dan CV Fungsional. Ada pula format CV yang menggunakan kombinasi CV Kronologis dan CV Fungsional. Format lainnya adalah CV Alternatif yang biasanya digunakan oleh mereka yang berkecimpung di bidang seni. Semua format ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Format CV yang manakah yang sebaiknya digunakan? Ini sangat tergantung dari pengalaman kerja, prestasi, pekerjaan yang diinginkan, dan beberapa faktor lain yang berkaitan dengan demand perusahaan.

Wednesday, September 20, 2006

Wisuda

الحمدلله رب العالمين
Akhirnya, hari ini... Rabu, 20 September 2006 aku telah menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Elektro Undip dengan mengikuti wisuda ke-104 dan memperoleh ijazah sebagai sarjana teknik. Semoga selama dan setelah menimba ilmu di Teknik Elektro Undip, ilmu yang didapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, agama dan masyarakat.
Ucapan terima kasih juga kusampaikan buat istri tercinta yang telah mendukungku sehingga aku dapat menyelesaikan studiku tepat waktu (2 tahun 0 bulan). Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan teman-teman yang banyak membantu dalam proses pembelajaran di kampus elektro tercinta.
Adnan Fauzi, tidak akan kulupakan jasa baikmu dalam membantu memelihara sambungan Internet di Fakultas teknik undip sehingga analisis tugas akhirku dapat dikerjakan jarak jauh (tidak harus datang ke lab kampus). Bapak Sulistyo K. W. juga telah banyak membantu secara moril dan do'a sehingga perjalananku dalam mencari ilmu di kampus elektro dapat berjalan dengan lancar. Ali Faik, Sofyan Anas, Uut Pribadi, I Gusti Ngurah... juga teman-teman yang lain yang telah banyak membantuku dalam pelaksanaan seminar dan ujian tugas akhir. Tanpa bantuan mereka aku tidak akan dapat lulus tepat waktu. Terima kasih semua teman-temanku!! Semoga jasa mereka mendapat imbalan yang jauh lebih baik dari Allah SWT. Amin...
Tiada seorangpun yang sempurna. Kesalahan, kekhilafan juga banyak aku perbuat kepada teman-teman semua. Selama ini aku banyak merepotkan, mengganggu dan terkadang berbuat salah kepada teman-teman. Dengan ungkapan hati yang paling dalam, aku meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah aku lakukan baik yang disengaja maupun tidak.
Demikian ucapan terima kasih dan permohonan maaf yang dapat aku tulis. Masih banyak yang ingin kuungkapkan namun keterbatasanku tidak memungkinkan untuk menulis semuanya di sini.
Akhir kalam. وابالله تاوفق والهدايه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته